08 April 2016

Penyaksian

~~ M. Syafi'ie

Penyaksian. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutnya sebagai proses, cara dan perbuatan menyaksikan. Dan, kesaksian menjadi sebentuk pernyataan yang ditegaskan seorang saksi. Ketika orang bersaksi, maka ia seperti mengekpresikan apa pun yang ia lihat; ia rasa; ia pikir dan ia alami lewat panca inderanya. Kesaksian seperti titik pijak ekspresi dan pandangan dunia [world view] seseorang.
Kesaksian paling sakral menurut saya ialah pernyataan yang sungguh-sungguh akan keberadaan Tuhan. Pengakuan akan sumber keagungan dan pusat penguasa. Dan saya telah melakukan itu. Saya beriman kepada Allah, dan bersaksi bahwa "Tiada tuhan selain Allah." Konsekwensinya, saya meniadakan [nafi'] ketergantungan pada apa pun, siapa pun. Allah ialah media saya untuk membebaskan diri dari penghambaan atas ragam polesan, topeng, berhala dan pernak pernik yang merusak persaksian [syahadat].


Merujuk pemikiran Kuntowijoyo, kesaksian ialah sikap transenden. Kunto meletakkan transendensi [tu'minuna bi Allah] sebagai dasar pemikiran ilmu sosial profetik. Baginya, transendensi ialah basis untuk misi humanisasi [amar ma'ruf] dan liberasi [nahi munkar]. Humanisasi ialah gagasan yang berorientasi untuk menegakkan kebajikan. Menggerakkan potensi positif manusia ke arah cahaya ilahi. Misi untuk memanusiakan manusia, menghilangkan sikap bergantung pada benda, kebencian dan kekerasan. Sedang liberasi ialah gagasan untuk mencegah manusia dari segala bentuk kejahatan yang merusak. Misi untuk membebaskan manusia dari penindasan, kemiskinan dan kebodohan.

Ekspresi penyaksian salah satunya saya nikmati ketika mendengar musik. Pembebasan diri lewat jalur kesenian menjadi kenikmatan yang tiada tara. 

0 comments:

Post a Comment