23 December 2014
Tak Hanya Terang
Tuesday, December 23, 2014
No comments
~~
Terkondisikan dalam terang, pikiran
dan perasaan kerap lupa akan gelap. Menafikan hal-hal yang remang. Padahal, di
balik kondisi terang, ada kondisi gelap dan remang terlebih dulu. Semestinya, proses
dan kondisi yang gelap, remang dan terang dimaknai secara bersamaan.
Penunggalan kondisi akan berdampak pada pengurangan proses belajar, memotong
sejarah dan meniadakan hal-hal lain yang saling menopang.
22 December 2014
Keberagaman
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Aku melangkah di tengah penasaran dan keingintahuan. Aku berdialog dengan aktor-aktor dan berbagai elemen yang dulu hanya muncul dalam diskusi. Aku bertemu dengan para Kyai yang katanya keras, bertemu dengan tertuduh teroris dan keluarganya, bercengkrama dengan pejuang kemerdekaan, pelacur, waria, tokoh sufi, difabel, politisi, tokoh pergerakan dan beberapa pribadi unik lainnya. Demikian juga dengan ragam organisasi yang menaungi berbagai varian kepribadian itu.
Aku melangkah di tengah penasaran dan keingintahuan. Aku berdialog dengan aktor-aktor dan berbagai elemen yang dulu hanya muncul dalam diskusi. Aku bertemu dengan para Kyai yang katanya keras, bertemu dengan tertuduh teroris dan keluarganya, bercengkrama dengan pejuang kemerdekaan, pelacur, waria, tokoh sufi, difabel, politisi, tokoh pergerakan dan beberapa pribadi unik lainnya. Demikian juga dengan ragam organisasi yang menaungi berbagai varian kepribadian itu.
Fiqh dan Difabilitas
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti Focus Group Discussion tentang Fiqh & Difabilitas yg diselenggarakan Fakultas Syariah UIN SUKA, Yogyakarta. Kegiatan ini layak diapresiasi tinggi. Diakui atau tidak, diskriminasi yang menimpa difabel, salah satu sumbernya adalah fiqh islam yg terproduksi beberapa abad lalu, dan dalam beberapa hal telah menjadi hukum positif di Indonesia. Dan dalam beberapa hal lagi ad kebutuhan adanya fiqh yg bisa menjawab persoalan2 difabilitas.
Di antara diskriminasi itu misal, legalisasi perceraian atau poligami karena difabilitas, peniadaan hak waris karena difabel diposisikan di bawah pengampuan, tidak diperkenankannya difabel menjadi pihak dalam hubungan perdata (perjanjian di perbankan, asuransi, dst), tidak diakuinya difabel dlm persaksian, dan seterusnya. Fiqh Islam baik dimensinya perdata, pidana dan politik dalam banyak hal masih meniadakan hak-hak difabel.
Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti Focus Group Discussion tentang Fiqh & Difabilitas yg diselenggarakan Fakultas Syariah UIN SUKA, Yogyakarta. Kegiatan ini layak diapresiasi tinggi. Diakui atau tidak, diskriminasi yang menimpa difabel, salah satu sumbernya adalah fiqh islam yg terproduksi beberapa abad lalu, dan dalam beberapa hal telah menjadi hukum positif di Indonesia. Dan dalam beberapa hal lagi ad kebutuhan adanya fiqh yg bisa menjawab persoalan2 difabilitas.
Di antara diskriminasi itu misal, legalisasi perceraian atau poligami karena difabilitas, peniadaan hak waris karena difabel diposisikan di bawah pengampuan, tidak diperkenankannya difabel menjadi pihak dalam hubungan perdata (perjanjian di perbankan, asuransi, dst), tidak diakuinya difabel dlm persaksian, dan seterusnya. Fiqh Islam baik dimensinya perdata, pidana dan politik dalam banyak hal masih meniadakan hak-hak difabel.
Persoalan
lain yang mesti di jawab oleh fiqh kontemporer ataranya ialah : gimana
keabsahan ibadah difabel paraplegi yang kondisinya tdk mampu mengkontrol
kencing? Bagaimana pertanggungjawaban agama difabel mental dimana antara umur
kalender dan mentalnya berbeda? bolehkah sholat pake kursi roda? Dan seterusnya.
Jawaban fiqh biasanya selalu ad konsep darurat dan rukhsoh. Padahal dalam banyak kasus, difabel akhirnya terkucil di rumah dan tak dpt berinteraksi dlm pergaulan keagamaan. Akibatnya, tempat ibadah pun di Indonesia rata2 terdesain tdk aksesibel dan mudarat bagi teman2 difabel. Kadang saya bergumam, difabel di paksa di tutup haknya utk masuk surga
Karena itu, FGD fiqh dan difabel dan rencana lanjutan akan ad penulisan fiqh dan difabel adalah hal yang kontributif bagi kerja2 kemanusiaan dan peradaban. Yang penting juga, buku yg diinisiasi oleh beberapa dosen UIN SUKA ini mampu meramu dan mendorong pendekatan fiqh yg respect terhadap kesetaraan, persamaan antar manusia, inklusi dan non diskriminasi.
Jawaban fiqh biasanya selalu ad konsep darurat dan rukhsoh. Padahal dalam banyak kasus, difabel akhirnya terkucil di rumah dan tak dpt berinteraksi dlm pergaulan keagamaan. Akibatnya, tempat ibadah pun di Indonesia rata2 terdesain tdk aksesibel dan mudarat bagi teman2 difabel. Kadang saya bergumam, difabel di paksa di tutup haknya utk masuk surga
Karena itu, FGD fiqh dan difabel dan rencana lanjutan akan ad penulisan fiqh dan difabel adalah hal yang kontributif bagi kerja2 kemanusiaan dan peradaban. Yang penting juga, buku yg diinisiasi oleh beberapa dosen UIN SUKA ini mampu meramu dan mendorong pendekatan fiqh yg respect terhadap kesetaraan, persamaan antar manusia, inklusi dan non diskriminasi.
Selamat Hari Ibu
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Selamat hari Ibu, kawan sekalian. Sebagai seorang ayah dari anak kecilku, aku rela memberi segala rasa hormat pada sosok Ibu. Ia adalah pribadi yg paling dekat dg anak2, mungkin bisa dikatakan : ibu adalah wajah masa depan anak2. Kepribadian dan pengetahuan ibu sangat berdampak pada kepribadian anak2.
Dalam pikiran sederhana : memperbaiki masa depan dunia adl memikirkan kembali kualitas para Ibu, baik pikiran, kesehatan dan perannya dlm struktur sosial.
Untuk kualitas pikiran, layak digagas pendidikan buat para Ibu. Asupan2 pengetahuan ttg dunia anak dan gagasan perubahan sosial penting utk di share didiskusikan.
Selamat hari Ibu, kawan sekalian. Sebagai seorang ayah dari anak kecilku, aku rela memberi segala rasa hormat pada sosok Ibu. Ia adalah pribadi yg paling dekat dg anak2, mungkin bisa dikatakan : ibu adalah wajah masa depan anak2. Kepribadian dan pengetahuan ibu sangat berdampak pada kepribadian anak2.
Dalam pikiran sederhana : memperbaiki masa depan dunia adl memikirkan kembali kualitas para Ibu, baik pikiran, kesehatan dan perannya dlm struktur sosial.
Untuk kualitas pikiran, layak digagas pendidikan buat para Ibu. Asupan2 pengetahuan ttg dunia anak dan gagasan perubahan sosial penting utk di share didiskusikan.
Untuk kesehatan, layak dipikirkan kembali bagaimana skema jaminan
kesehatan diperuntukkan kepada para ibu. Data kematian ibu saat
melahirkan msh teramat besar. Dan banyak anak lahir dan hidup dg kondisi
memprihatinkan akibat dari kemiskinan dan ketiadaan akses kesehatan.
Dalam struktur sosial, para Ibu sangat layak diberi ruang yg setara dg para bapak. Bukan saatnya lagi peran para ibu hanya di dapur dan dinomorduakan dlm pengambilan kebijakan sosial. Mungkin sebab itu, wajah sosial saat ini adl wajah laki-laki dan tak ramah utk konstruksi keadilan gender.
Ada banyak hal yg perlu dipikir ulang terkait perayaan hari Ibu kaitannya dg ragam persoalan kontemporer. Setiap org pasti punya pengalaman dg sosok ibu, setiap org lahir dr rahimnya. Saat ini, perayaan hari Ibu msh banyak yg termaknai secara personal. Padahal lebih dari itu, perayaan ini layak menjadi momentum utk pergerakan dan perubahan sosial
Dalam struktur sosial, para Ibu sangat layak diberi ruang yg setara dg para bapak. Bukan saatnya lagi peran para ibu hanya di dapur dan dinomorduakan dlm pengambilan kebijakan sosial. Mungkin sebab itu, wajah sosial saat ini adl wajah laki-laki dan tak ramah utk konstruksi keadilan gender.
Ada banyak hal yg perlu dipikir ulang terkait perayaan hari Ibu kaitannya dg ragam persoalan kontemporer. Setiap org pasti punya pengalaman dg sosok ibu, setiap org lahir dr rahimnya. Saat ini, perayaan hari Ibu msh banyak yg termaknai secara personal. Padahal lebih dari itu, perayaan ini layak menjadi momentum utk pergerakan dan perubahan sosial
Ombang-Ambing
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Ada kondisi dimana manusia hidup seperti buih. Cara pandang dan pola hidupnya mengikuti arus pasar yg begitu bebas. Ia terombang ambing di tengah arus informasi, hawa nafsu dan kepentingan2 yg tak terfikirkan.
Sebab itu, di zaman yg serba permukaan ini, kemendalaman dan pengilmuan thd banyak hal menjadi sangat penting. Kemuliaan manusia terletak pada pikirannya. Berfikir sebelum berbuat adalah pembeda kualitas seseorang.
Ada kondisi dimana manusia hidup seperti buih. Cara pandang dan pola hidupnya mengikuti arus pasar yg begitu bebas. Ia terombang ambing di tengah arus informasi, hawa nafsu dan kepentingan2 yg tak terfikirkan.
Sebab itu, di zaman yg serba permukaan ini, kemendalaman dan pengilmuan thd banyak hal menjadi sangat penting. Kemuliaan manusia terletak pada pikirannya. Berfikir sebelum berbuat adalah pembeda kualitas seseorang.
Rindu dan Kehilangan
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Rindu dan kehilangan adalah dua hal yang tak terpisah dari seseorang yang jatuh cinta. Kehilangan seperti penjara yang sungguh membosankan. Seperti hamba yang diliputi cinta akan tuhannya, sesaat namanya tak terdzikirkan, atau terlupa di saat percakapan dan atau pekerjaan yang berpaling dari perintahnya, yang ada hanyalah bingung dan rasa bersalah yang dalam. Hanya istiqfar yang mengurangi rasa bersalah, itupun tak membebaskan sama sekali.
Rindu dan kehilangan adalah dua hal yang tak terpisah dari seseorang yang jatuh cinta. Kehilangan seperti penjara yang sungguh membosankan. Seperti hamba yang diliputi cinta akan tuhannya, sesaat namanya tak terdzikirkan, atau terlupa di saat percakapan dan atau pekerjaan yang berpaling dari perintahnya, yang ada hanyalah bingung dan rasa bersalah yang dalam. Hanya istiqfar yang mengurangi rasa bersalah, itupun tak membebaskan sama sekali.
Temu Inklusi 2014
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Tak terasa temu inklusi 2014 sebentar lagi akan dilangsungkan. Tempatnya di Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Temanya : “Inklusi dari Desa : Menggalang Apresiasi, Menggagas Inovasi dan Membangun Misi.” Akan begitu banyak kegiatan dalam pertemuan ini, diantaranya seminar desa, sharing kerja-kerja inklusi, beragam workshop, pameran-pameran, ragam lomba, pentas budaya dan pasar malam. Pertemuan ini, pasti akan meriah.
Tak terasa temu inklusi 2014 sebentar lagi akan dilangsungkan. Tempatnya di Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Temanya : “Inklusi dari Desa : Menggalang Apresiasi, Menggagas Inovasi dan Membangun Misi.” Akan begitu banyak kegiatan dalam pertemuan ini, diantaranya seminar desa, sharing kerja-kerja inklusi, beragam workshop, pameran-pameran, ragam lomba, pentas budaya dan pasar malam. Pertemuan ini, pasti akan meriah.
Selamat Hari Difabel Internasional
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Hari ini, 3 Desember adalah hari difabel internasional. Ditetapkan oleh Majelis Umum PBB lewat resolusi No. 47/3 tahun 1992. AGENDA [Asean General Election for Disability access] pernah merilis bhw difabel di seluruh dunia mencapai 15%. Menurut ILO, difabel di Indonesia setidaknya mencapai 10% dari total seluruh penduduk [sekitar 24 juta orang].
Hari ini, 3 Desember adalah hari difabel internasional. Ditetapkan oleh Majelis Umum PBB lewat resolusi No. 47/3 tahun 1992. AGENDA [Asean General Election for Disability access] pernah merilis bhw difabel di seluruh dunia mencapai 15%. Menurut ILO, difabel di Indonesia setidaknya mencapai 10% dari total seluruh penduduk [sekitar 24 juta orang].
BBM Naik Lagi
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Mengapa Bahan Bakar Minyak (BBM) selalu dinaikkan? Termasuk saat ini (18 Nov. 2014). Itu pertanyaan yg selalu menyertaiku tatkaka BBM naik. Sebab itu pula saya dan bbrp aktifis di Jogja belajar tentang sistem ekonomi, salah satunya kpd mas Awalil Rizky dan Revrisond Baswir.
Di tiap rezim, utamanya pasca jatuhnya Orba, selalu ad wacana kenaikan BBM. Semakin kesini, BBM selalu naik. Tak ad wacana BBM diturunkan, atau minimal distabilkan dg harga yg sdh ada. Pendapatku, masih mirip dengan beberapa tahun lalu : sistem ekonomi indonesia saat ini tdk dibangun dg prinsip2 kemandirian. Pasar tradisional terbunuh. Ekonomi masyarakat kecil tdk diberdayakan. Sistem ekonomi negara digantungkan pada sistem pasar yg tak seimbang. Akibatnya : sistem ekonomi gampang ambruk. Terhuyung-huyung. Sedikit ad guncangan, sistem ekonomi pemerintahan kolaps.
Mengapa Bahan Bakar Minyak (BBM) selalu dinaikkan? Termasuk saat ini (18 Nov. 2014). Itu pertanyaan yg selalu menyertaiku tatkaka BBM naik. Sebab itu pula saya dan bbrp aktifis di Jogja belajar tentang sistem ekonomi, salah satunya kpd mas Awalil Rizky dan Revrisond Baswir.
Di tiap rezim, utamanya pasca jatuhnya Orba, selalu ad wacana kenaikan BBM. Semakin kesini, BBM selalu naik. Tak ad wacana BBM diturunkan, atau minimal distabilkan dg harga yg sdh ada. Pendapatku, masih mirip dengan beberapa tahun lalu : sistem ekonomi indonesia saat ini tdk dibangun dg prinsip2 kemandirian. Pasar tradisional terbunuh. Ekonomi masyarakat kecil tdk diberdayakan. Sistem ekonomi negara digantungkan pada sistem pasar yg tak seimbang. Akibatnya : sistem ekonomi gampang ambruk. Terhuyung-huyung. Sedikit ad guncangan, sistem ekonomi pemerintahan kolaps.
Dan kita pun tahu bahwa bahan bakar minyak di Indonesia adalah bagian
yg tak terkelola dg mandiri itu. Tata kelolanya sgt tdk fair utk
Indonesia. Ad begitu banyak mafia yg bermain, baik lokal atau pun dari
negara yg lain. Karena itu, rencana pemberantasan mafia minyak adl satu
fase perbaikan di tengah fase2 lain yg tak kalah fundamental.
Saat ini, BBM tlh naik lagi. Jokowi-JK sgt enteng mengumumkannya. Logika berfikirnya pun sdh sangat neoliberal. Negara hendak lari utk mensubsidi rakyat. Dialihkan ke usaha produktif rakyat? Seperti apa bentuknya?
Rakyat semakin kesini tanpa disadari telah semakin kehilangan kekuatannya. Tanah, usaha, pekerjaan dan ekonominya tlh banyak dikuasai pengusaha raksasa. Kondisi rakyat senyatanya rentan. Demikian juga Negara, walau punya konstitusi, senyatanya negara rentan atas kendali kesewenang-wenangan pasar.
Namun demikian, yg dibutuhkan saat ini adalah political will negara utk merdeka secara ekonomi! Jika Jokowi-JK mengusung gagasan revolusi mental, maka pertama yg harus direvolusi adl sistem kepemimpinan, utamanya cara berfikir Jokowi-JK dlm memperbaiki sistem ekonomi
Saat ini, BBM tlh naik lagi. Jokowi-JK sgt enteng mengumumkannya. Logika berfikirnya pun sdh sangat neoliberal. Negara hendak lari utk mensubsidi rakyat. Dialihkan ke usaha produktif rakyat? Seperti apa bentuknya?
Rakyat semakin kesini tanpa disadari telah semakin kehilangan kekuatannya. Tanah, usaha, pekerjaan dan ekonominya tlh banyak dikuasai pengusaha raksasa. Kondisi rakyat senyatanya rentan. Demikian juga Negara, walau punya konstitusi, senyatanya negara rentan atas kendali kesewenang-wenangan pasar.
Namun demikian, yg dibutuhkan saat ini adalah political will negara utk merdeka secara ekonomi! Jika Jokowi-JK mengusung gagasan revolusi mental, maka pertama yg harus direvolusi adl sistem kepemimpinan, utamanya cara berfikir Jokowi-JK dlm memperbaiki sistem ekonomi
Persujudan
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Saya
telah memaknai hidup ini sebagai persujudan. Di tiap jengkal aktifitas,
sebenarnya kita sdg bersujud dan mentranformasi nilai2 pengabdian
ketuhanan. Kemaslahatan mesti selalu dijalankan di level individu dan
struktur sosial.
Mengantar Anak
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Tak ada yg lebih menyenangkan di pagi hari selain mengantar anak sekolah. Di jalanan menuju sekolah, diskusi pun kerap terjadi. Ad puluhan pertanyaan yg kadang aku sulit menjawabnya. Menjadi seorang ayah memang harus berpengetahuan, minimal bisa menjawab pertanyaan mengejutkan anak-anak.
Tak ada yg lebih menyenangkan di pagi hari selain mengantar anak sekolah. Di jalanan menuju sekolah, diskusi pun kerap terjadi. Ad puluhan pertanyaan yg kadang aku sulit menjawabnya. Menjadi seorang ayah memang harus berpengetahuan, minimal bisa menjawab pertanyaan mengejutkan anak-anak.
Ditanya Kemampuan Difabel
Monday, December 22, 2014
No comments
~~
Aku sering di tanya kawan, apakah difabel mampu di sekolah umum dengan keterbatasannya? aku jawab : " Pasti bisa, apalagi negara bisa memfasilitasi sarana prasarana yang akses".
Aku sering di tanya kawan, apakah difabel mampu di sekolah umum dengan keterbatasannya? aku jawab : " Pasti bisa, apalagi negara bisa memfasilitasi sarana prasarana yang akses".
Subscribe to:
Posts (Atom)