22 December 2014

Ditanya Kemampuan Difabel

 ~~

 Aku sering di tanya kawan, apakah difabel mampu di sekolah umum dengan keterbatasannya? aku jawab : " Pasti bisa, apalagi negara bisa memfasilitasi sarana prasarana yang akses".

Dengan spontan aku katakan bahwa kita harus respect dan berbangga dengan kehadiran para difabel seperti Stephen Hawking (ilmuan kosmologi dan fisika), Albert Einstein (ilmuan terbesar abad 20), Abdurrahman Wahid/Gus Dur (Ulama' dan Presiden Indonesia) Nick Vujicik (Motivator dunia), Angkie Yudistia (Pengusaha), Eko Ramaditya (arranger musik game), Miles Hilton Barber (pilot pesawat), Ludwig van Beethoven (pemusik terkenal), Faisal Rusdi (pelukis) dan banyak lagi. 

Aku kerap bercerita bahwa banyak teman-temanku yang difabel memiliki kemampuan yang luar biasa. Ingatan, kemahiran, kepemimpinan dan daya juang yang sungguh tak terduga. Padahal, rata-rata mereka dulu sekolahnya di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan fokus belajar kekaryaan, dan itupun tak terkelola dengan layak. SLB sendiri pengelolaannya tidak inklusi. Bayangkan kalau teman-teman dfiabel terfasilitasi di sekolah umum dan perguruan tinggi, pasti akan lebih mencengangkan. Betapa terkagumnya kita ketika mendengar musik Beethoven, temuan brilian Albert Einstein dan Stephen Hawking, dan ataupun pemikiran Gus Dur yang yang melampaui masanya.

Saat ini, Indonesia telah memiliki Presiden baru : Jokowi-JK, Menteri-menteri juga telah dilantik, khususnya Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah : Anies Baswedan dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi : M. Nasir. Keberadaan para pemimpin ini, utamanya yang mengurusi pendidikan layak untuk ditagih keberpihakannya kepada difabel. Jangan ada lagi diskriminasi difabel di sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan. Sarana-sarana pendidikan harus dibuat aksesibel. Pengelolan pendidikan mesti diselenggarakan dengan inklusi!

0 comments:

Post a Comment