30 July 2018

Kamus Bahasa Madura

`` M. Syafi'ie
Saat mau menikah, saya dihadapkan dengan takdir bahwa semua kita berbeda. Salah satunya bahasa. Saya dari madura, otomatis keluarga saya berbahasa madura. Istri saya campuran : Bapak mertua Jawa, Ibu mertua Jakarta. Ketiganya tinggal di Riau, Sumatra.
Ketika menikah, kenyataan itu terjadi. Mertua dan istri tidak bisa berbahasa madura, dan Ibu saya tidak fasih berbahasa Indonesia. Terjadilah percakapan dengan bahasa isyarat. Saat itu saya semakin mengerti, bahwa bahasa isyarat adalah bahasa paling mudah dicerna dan lebih universal dibanding bahasa yang lain.

Al-Munawwir dan Bahasa Agama

`` M. Syafi'ie
Ini Al-Munawwir, kamus bahasa arab terlengkap yang saya miliki. Disusun Ahmad Warson Munawwir, ditelaah dan dikoreksi oleh KH. Ali Ma'shum dan KH Zainal Abidin Munawwir. Di kamus ini ribuan kata disajikan.
Melihat kamus besar ini betapa kaya kata dan makna bahasa arab itu. Pada terbitan kedua ini saja (1997), penyusun mengakui kesulitan memasukkan kosa kata arab dan maknanya yang berkembang pesat seiring perkembangan budaya dan teknologi.

Beragama di Kampung

`` M. Syafi'ie
Satu minggu ini saya disuguhkan tiga acara yang menopang satu sama lain. Ketiganya menandai bangunan toleransi di kampung.
Pertama, syawalan kampung yang dihadiri warga lintas iman. Penceramah dan Ketua RT menekankan pentingnya saling menghargai. Kedua, pernikahan tetangga yang beragama Kristen. Doa dipimpin seorang Romo, dan tak lupa meminta warga yang tidak seagama untuk berdoa kepada Tuhan masing-masing demi kebaikan mempelai. Ketiga, pernikahan anak tetangga yang beragama Islam. Acara dimeriahkan hadrah, penceramah agama dan warga yang berbeda agama berbaur. Interaksi guyup lintas iman seperti ini tidak bisa ditemui di satu komunitas yang homogen. Tapi, di masyarakat yang heterogen kita akan menyaksikan warna-warni perayaan.

Agama Hibrida

```M. Syafi'ie
Coretan itu masih terkenang, setidaknya saya membacanya saat di pesantren dulu. Dalam makalah ini Nurcholis Madjid menguraikan tentang ajaran agama Islam yang hibrida, tidak murni sebagai produk arab.
Di antara yang Nurcholis contohkan, orang ahlussunnah wal jamaah mengenal 20 sifat Allah. Lalu ada klasifikasi sifat wajib, jaiz dan mustahil. Di antara sifatnya, Tuhan itu disebut abadi (qodim). Secara akal, Tuhan itu harus qodim, harus alpha, yang artinya tidak ada permulaan, dan mustahil Tuhan itu jadid (baru). Logika wajib dan mustahil jika diteliti sangat Aristotelian.
Contoh berikutnya adalah mihrab masjid. Menurut Nurcholish, di Pondok Indah Jakarta ada satu masjid namanya Masjid Biru. Di sana tidak dibangun mihrab dan ruang kecil untuk imam. Mengapa? Soalnya sang arsitektur tahu bahwa mihrab adalah tiruan dari gereja.

Wisata Makam di Sumenep

`` M. Syafi'ie

Suatu saat ada teman nanya, "Wisata apa yang populer di madura." Saya bingung menjawabnya. "Setahu saya makam." Teman saya kaget. "Masyarakat madura biasa mengaji di makam. Kunjungan dipastikan bisa mengalahkan kunjungan ke mall," jawab saya sambil ketawa.
Salah satu makam yang biasa dikunjungi di madura adalah Asta Tenggih. Ini tempat makam raja dan sebagian ulama' Kabupaten --dulu kesultanan atau negara-- Sumenep. Lokasinya berada di dataran tinggi di Desa Kebunagung, Kota Sumenep.

Yusuf Qordhawi yang Ikhawanul Muslimin

```M. Syafi'ie

Dua buku Yusuf Qordhawi yang telah saya baca, yakni Fiqh Perbedaan Pendapat (Fiqh Ikhtilaf) dan Islam Jalan Tengah : Menjauhi Sikap Berlebihan dalam Beragama.
Mengapa suka Qordhawi yang notabene pengagum Hassan Al-Banna dan pernah dipenjara rezim Mesir karena terlibat dalam organisasi Ikhwanul Muslimin? Itulah uniknya. Qordawi termasuk sosok pemikir, dan ia biasa berbeda pendapat dengan pemikir Islam lainnya, termasuk dengan mereka yang suka dengan semangat takfiri. Mungkin karena biasa 'didebat bahkan dikafirkan', Qordhawi melahirkan dua buku yang sangat berguna di atas.