31 October 2018

Ekspresi Politik Umat Islam

~~ M. Syafi'ie
Membaca ekspresi agama dan politik umat Islam semakin kabur saja. Sulit melakukan identifikasi secara sederhana. Mungkin itu akibat dari 'kontestasi politik' yang cenderung pragmatis dan mengkaburkan pemikiran yang bersifat ideologis.
Secara umum, pandangan umat Islam melihat agama dan negara setidaknya terbagi menjadi tiga, pertama, Islam dinilai memiliki sistem politik dan pemerintahan. Bentuk negara Islam sudah ada. Di antara tokoh pandangan ini adalah Hassan Al-Banna dan Sayyid Qutb.
Kedua, di dalam Islam tidak ada sistem politik dan pemerintahan. Syariat Islam tidak menentukan bentuk negara Islam yang baku. Namun demikian, Islam memiliki ajaran tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Diantara tokoh pandangan ini adalah Fazlurrahman, Husein Haikal dan Qomaruddin Khan.

Ketiga, Islam sama sekali tidak memiliki ajaran tentang politik dan pemerintahan. Ajaran Islam hanya berkisar tentang tauhid dan pembinaan akhlak dan moral dalam semua aspek kehidupan. Tokoh pandangan ini adalah Ali Abd Al-Raziq dan Thaha Husein.
Representasi organisasi pandangan pertama adalah Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, NII, ISIS, MMI dan seterusnya. Masing-masing organisasi memiliki cara berjuangnya sendiri untuk mewujudkan negara Islam. Ada yang jalan berperang sampai dengan yang levelnya damai.
Representasi pandangan kedua adalah NU, Muhammadiyah dan Nahdatul Wathon yang ada di Indonesia. Organisasi Islam ini tidak getol ingin mendirikan negara Islam, terpenting suatu negara dijalankan dengan prinsip-prinsip yang ada dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist. Sedang representasi pandangan ketiga umumnya dirujuk oleh perorangan.
Dalam bentangan sejarah, organisasi dan muslim yang berafiliasi dengan pandangan pertama, orang2nya biasa ditangkap, menjadi musuh negara karena dinilai hendak membuat negara baru, dan semakin kesini semakin tidak terkendali dalan konteks melawan rezim yang mereka sebut sebagai thoqut. Dalam banyak hal, organisasi dan orang yang berafiliasi dalam pandangan ini banyak dipermainkan oleh 'aparat keamanan' dan 'rezim yang bermain dalam bisnis senjata'
Sedangkan organisasi dan muslim yang berada dalam pandangan kedua dan ketiga, umumnya berjuang di level yang lebih substantif, yakni merawat kebhinnekaan dengan mengali nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin; mengawal isu-isu publik; dan mengawal tata kelola pemerintahan agar tetap berada di jalur yang benar.
Peta pemikiran dan ekspresi politik keagamaan umat Islam di atas, saat ini semakin membingungkan. Keterlibatan tokoh-tokoh Islam dalam politik praktis memperlihatkan manuver yang tidak jelas. Tokoh yang awalnya moderat tiba-tiba berubah fundamentalis; tokoh yang awalnya inklusif berubah ekslusif, dan dalam banyak hal mempermainkan isu agama demi kepentingan politik praktis.

0 comments:

Post a Comment