18 November 2014
Hidup dalam Sunyi
Tuesday, November 18, 2014
No comments
~~~
M. Syafi’ie
Sebenarnya aku tak kuat berjibaku dengan
problem. Masalah-masalah yang muncul bisa saja membunuhku. Konflik kemunafikan,
masalah penghianatan, masalah pembunuhan. Semua itu bisa menyesakkan dadaku.
Aku adalah tipe orang yang selalu ingin
menjunjung tinggi ketulusan. Saat itu tidak ada, hatiku mudah terpecah. Hatiku
bisa beku dan menggigil dalam kerisauan. Karena itu, problem penghianatan
adalah musuh terbesarku.
Hidup dalam hiruk pikuk persoalan sebenarnya
bukan duniaku. Aku lebih senang, nyaman dan asyik-masyuk dalam penghambaan yang
penuh cinta. Dunia itu mungkin dunia sufi. Atau dunia kesenian yang lebih
menghargai suara ketulusan di banding dengan suara perdebatan yang sama-sama
hendak memperebutkan kemenangan.
Setelah kuliah dan terlibat dengan aktifitas
pergerakan, aku masuk dalam dunia yang sama sekali berbeda dengan
kecenderunganku. Saya menemukan dunia mahasasiwa sebagai dunia pertarungan.
Mahasiswa mesti meruntuhkan kedzaliman, ketidakadilan, mahasiswa adalah agen
perubahan. Itulah kata-kata yang selalu ku dengar, dan aku juga sering ungkap di forum-forum kemahasiswaan.
Di dunia mahasiswa, aku juga mulai aktif
membaca buku-buku pemikiran pergerakan. Ada Ali Syariati, Karl Marx, Cokroaminoto, Asgar Ali Engineer, dan beberapa penulis progresif
lainnya. Buku-buku sufi yang pernah aku geluti ketika menjadi santri mulai tidak
banyak aku kembangkan. Tapi karya Murtadha Muthahhari dan Kuntowijoyo tetap aku baca. Otomatis
aku lebih banyak bergelut dengan cara berfikir pergerakan yang
idealis dan memperebutkan kemenangan.
Dalam perjalanan, aku merasa hidup dalam
kesunyian. Jiwaku kerap berontak di tengah pertarungan dan apalagi dipenuhi kepentingan individual yang kerap berebut kemenangan. Posisiku penuh dilema diantara para pihak yang berebut. Kadang aku menjaga
jarak di tengah perebutan yang kadang emosional.
Di tengah pertarungan yang cenderung berebut,
aku sering tersudut di tengah kesunyian dan kegelisahanku sendiri. Salah satu pelarianku akhir-akhir ini adalah bacaan psikologi, motivasi, sufisme dan sastra. Dari buku-buku
itu, aku membaca ulang diriku dan apa yang harus aku lakukan di atas semua kepentingan yang ada.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment