21 December 2015

Tentang Kebenaran..

Kebenaran itu sulit. Semasa kecil, tak terbayang betapa sukarnya mencapai titik kebenaran. Ia bertingkat-tingkat dan hanya akan diperoleh dari proses pencarian yang detail dan terus menerus. Ragu, tulus dan kemauan menjadi tiga kunci penting. Rene Descartes pernah bilang, segala sesuatu harus diragukan. Ragu terhadap segala sesuatu akan mendorong manusia agar menggunakan panca inderanya untuk mendapatkan pengetahuan; tahu keadaan yang tepat, cocok dan yang sebenarnya. Sedangkan tulus dan kemauan akan mendorong manusia untuk selalu jujur, terbuka dan termotivasi untuk mempercayai segala sesuatu yang terkonfirmasi.

Karena itu, kebenaran pada tingkat paling sederhana hanya akan diperoleh dengan cara berfikir kritis dan rasional. Dalam banyak literatur akan kita temukan, bahwa kebenaran diperoleh dari proses berfikir dengan cara menghubungkan satu hal dengan hal lainnya, obyek satu dengan obyek yang lain, pertanyaan satu dengan pertanyaan relasional yang lain, membuat tesis dan mengkajinya dengan antitesis sampai menemukan tesis atau pernyataan yang mutaakhir. Pada poin ini, satu kebenaran tak akan pernah ditemukan tanpa proses pertanyaan yang kritis, informan yang tidak tunggal, rekam data, validasi dan pembuktian.
Modal berfikir kritis ini menjadi modal penting bagi siapa pun yang masih peduli akan arti penting betapa berbahayanya penyesatan, pembohongan, penipuan, pembodohan dan statemen yang mengadu domba. Penilaian terhadap satu apa pun tidak bisa disandarkan pada satu informasi dan berita yang tunggal. Kritis dan rasional terhadap semua ucapan, statemen, informasi, berita, tulisan, buku, dan lainnya, menjadi modal positif untuk membangun dunia yang bernilai dan manusiawi

0 comments:

Post a Comment